PENGEMBANGANINSTRUMEN SPIRITUALITAS PADA PEMBELAJARAN SAINS BERBASIS IMTAK BAGI MAHASISWA CALON GURU PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU SISDIKNAS) sebagai penjabaran dari salah satu tujuan negara yang tercantum pada pembukaan UUD 45, mencerdaskan kehidupan bangsa, mengamanatkan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk
Kitab suci Al-Qur’an yang ada di tangan setiap muslim saat ini adalah wahyu dari Allah tanpa keraguan sedikitpun. Wahyu itu diturunkan kepada Nabi Muhammad dengan bertahap dari ayat ke satu ayat dari surat ke surat lainnya. Pertanyaannya, mushaf yang saat ini siapa yang menyusun urutannya baik ayat, surat maupun penamaan suratnya? Urutan ayat Al-Quran dalam suratnya masing-masing ditetapkan berdasarkan tauqifi ketetapan Rasul atas petunjuk wahyu. Jibril atas titah Allah memerintahkan Nabi Muhammad SAW. untuk meletakkan ayat pada tempatnya masing-masing. Lalu, Nabi Muhammad SAW. pun memerintahkan sekretarisnya untuk melaksanakan titah itu. Di dalam sebuah hadis yang dikeluarkan oleh Imam Ahmad dan ketiga orang pemilik kitab As-Sunan dari riwayat Ibnu Abbas, dari Utsman bin Affan, dijelaskan bahwa apabila turun ayat kepadanya, Nabi memanggil sebagian sekretarisnya dan bersabda, “Ietakkanlah ayat ini pada surat yang di dalamnya terdapat ini… ini…” Hadis ini memberi kepastian kuat bahwa susunan ayat pada mushaf Utsmani berasal dari bacaan Nabi Muhammad SAW. Dalam kaitan ini pun para ulama telah sepakat bahwa susunan ayat itu bersifat tauqiji dan didukung oleh nash-nash yang sahih. Di antara hadis yang mendukungnya adalah sebagai berikut. Al-Bukhari telah mengeluarkan sebuah Hadits dari Ibnu Az-Zubair. Ibnu Az-Zubair berkata kepada Utsman bin Affan, Ayat 240 dari surat Al-Baqarah telah di-nasakh oleh ayat lain, lalu mengapa engkau tetap menulisnya?” Utsman menjawab, ”Wahai anak saudaraku, saya tidak akan mengurangi satu ayat pun dari tempatnya.” Ibnu Az-Zubair paham bahwa ayat yang telah di-nasakh seharusnya tidak ditulis, tetapi Utsman pun paham bahwa perintah penetapan ayat pada tempatnya ditetapkan berdasarkan tauqifi dan tidak ada seorang pun dapat mengeluarkan sebuah hadis dari Umar. Umar berkata, ”Aku belum pernah bertanya kepada Nabi sesering pertanyaanku tentang kalalah sampai beliau menunjuk dadaku dan bersabda, Tidak cukupkah engkau dengan ayat Al-Shaif pada akhir surat An-Nisa. Siapa yang Menyusun Urutan Surat al-Qur’an? Jika urutan san susunan ayat sudah tidak ada perbedaan bahwa itu atas petunjuk Allah kepada Nabi, bagaimana dengan urutan surat al-Qur’an? Susunan surat Al-Quran, sebagaimana diketahui bahwa susunannya dalam mushaf Utsmani tidak mengikuti kronologi turunnya. Surat Al-Alaq yang pertamakali turun misalnya, diletakkan pada urutan surat ke-96, sedangkan urutan pertama ditempati oleh surat Al-Fatihah. Dalam hal ini para ulama terbagi dalam beberapa kelompok Pertama, yang berpendapat bahwa susunan surat Al-Quran ditetapkan atas perintah Nabi tauqifi. Tidak semata-mata sebuah surat diletakkan pada tempatnya, kecuali atas dasar perintah, pengajaran, dan isyarat Nabi. Di antara ulama yang masuk ke dalam kelompok ini adalah Abu Ja’far bin An-Nuhhas, Al-Kirmam, Ibnu Al-Hashshar, dan Abu Bakr Al-Anbari. Di antara Argumentasi yang diajukan oleh kelompok ini 1. Para sahabat telah sepakat untuk menerima susunan mushaf Al-Quran yang ditulis pada masa Utsman bin Affan. Tidak ada seorang sahabat pun yang menentangnya, termasuk para sahabat yang memiliki mushaf dengan susunan yang berbeda. Seandainya susunan surat tidak bersifat tauqifi, tentunya tiap-tiap sahabat akan bersiteguh mempertahankan mushafnya masing-masing. Menyesuaikan dengan susunan mushaf Utsmani yang dilakukan oleh para sahabat yang memiliki mushaf, bahkan sampai membakarnya, merupakan indikasi kuat bahwa susunan surat pada mushaf Utsmani tidak masuk dalam lapangan ijtihad. Ke-tauqifan-nya tidak diperlihatkan oleh nash slmrih dari Nabi, tetapi cukup pekerjaan dan isyarat. 2. Surat-surat yang tergabung ke dalam kelompok hawamim disusun secara berurut, sedangkan ayat-ayat yang masuk ke dalam kelompok mutasyabihat tidak disusun secara berurutan, tetapi terpisah-pisah. Letak surat Tha Sin Mim Asy-Syu’ara Tha Sin Mim Al-Qassas, dan Tha Sin Mim An-Nahl terpisah, padahal surat Tha Sin Mim Al-Qassas lebih pendek daripada surat Tha Sin Mim An-Naml. Seandainya susunan surat ditetapkan berdasarkan ijtihad, pasti surat-surat yang masuk ke dalam kelompok mutasyabihat diletakkan secara berurut, dan surat Tha Sin Mim An-Naml diletakkan lebih akhir daripada surat Tha Sin Mim Al-Qashas. Kedua, berpendapat bahwa susunan surat Al-Quran ditetapkan atas dasar ijtihad para sahabat. As-Suyuthi menyebutkan bahwa pendapat ini dianut oleh mayoritas ulama. Di antara ulama yang masuk ke dalam kelompok ini adalah Imam Malik dan Abu Bakr Ath-Thayyib. Mereka berargumentasi dengan kenyataan perbedan susunan mushaf para sahabat pada masa Utsman bin Affan sebelum pengodifikasian Al-Quran. Menurut mereka, seandainya susunan surat Al-Quran bersifat tauqifi, tidak akan ada perbedaan di antara shabat dalam menyusun surat dalam mushafnya masing-masing. Pada kenyataannya, mereka berbeda-beda. Sebagian menyusunnya berdasarkan kronologi turun, seperti mushaf ’Ali Mushaf ini diawali dengan surat Iqra’, lalu Al-Muddassir, Nun, Al-Muzzammil, Tabbat, Al-Kausar, Sabbaha, begitu terus sampai akhir surat Makkiyyah, laiu disusul oleh surat-surat Madaniyyah. Mushaf Ibnu Mas’ud diawali oleh surat Al-Baqarah, An-Nisa, Ali Imran, Al-A’raf, Al-An’am, Al-Maidah, Yunus, dan seterusnya. Adapun mushaf Ubay bin Ka’ab diawali oleh surat Al-Hamd, Al-Baqarah, An-Nisa’, Ali Imron, Al-An’am, Al-A’raf, Al-Maidah, dan seterusnya. Pendapat ini dapat dibantah sebagai berikut. Perbedaan yang terjadi di kalangan para sahabat dalam menyusun surat dalam mushafnya masing-masing tidak dapat dijadikan sebagai argumentasi bahwa susunan surat tidak bersifat tauqifi. Alasannya, mushaf mereka tidak dipersiapkan sebagai pegangan umum, tetapi lebih hanya sebagai mushaf pribadi yang di dalamnya disertakan pula problem-problem keilmuan, takwil, dan sebagian atsar. Ia Iebih pantas dinamai kitab ihnu dan takwil daripada mushaf. Atas alasan itu, kitab-kitab itu tidak dijadikan standar rujukan ketika Utsman melakukan kodifikasi Al-Quran. Selain itu, boleh jadi, perbedaan itu terjadi sebelum mereka tahu bahwa susunan surat bersifat tauqifi Setelah tahu, mereka mengubahnya sesuai dengan susunan yang terdapat pada mushaf Utsmani. Siapa yang Menetapkan Penamaan Surat Adapun mengenai penetapan nama-nama surat, ada ulama yang mengatakan bersifat tauqifi, ada pula yang mengatakan ijtihadi, tetapi pendapat pertama lebih banyak dianut mayoritas ulama As-Suyuthi berkata, ”Semua nama surat ditetapkan atas dasar hadis dan atsar.” Dalam persoalan yang sama, As-Suyuthi berkata, ”Umumnya sebuah surat dinamai dengan kisah-kisah nabi yang ada di dalamnya, seperti surat Nuh, surat Hud, surat Ibrahim, surat Yunus, surat Ali- Imron, surat Sulaiman, surat Yusuf, surat Muhammad, surat Maryam, surat Luqman, surat Al-Mu’min, dan kisah beberapa kelompok, seperti surat Bani Isra’il, surat Al-Kahf, surat Al-Hijr, surat Saba’, surat Al-Mala’ikah, surat Al-Jinn, surat Al-Munéfiqu, dan surat Al-Mutaffifin. Akan tetapi, tidak ditemukan sebuah surat yang bernama Musa. Alasannya, namanya banyak diulang-ulang dalam Al-Quran sehingga ada yang mengatakan bahwa Al-Qur’an hampir semuanya untuk Nabi Musa. Sebenarnya, surat yang paling layak dinamai Musa adalah surat Taha, surat Al-Qashas, dan surat Al-A’raf karena ketiganya memuat uraian kisah Nabi Musa lebih banyak daripada surat-surat lainnya. Demikian pula, banyak dituturkan dj beberapa surat dan tidak ada satu surat pun yang dinamai dengannya. Seolah-olah cukup dengan nama Al-Insan.4. Ilmu Qira'ah, yaitu yang menerangkan tentang macam-macam bacaan Al-Qur'an, mana yang sahih dan mana yang tidak sahih 5. Ilmu al-Tajwid, yaitu ilmu tentang cara membaca Al-Qur'an, tempat memulai dan pemberhentiannya, dan lain-lain 6. Ilmu Garib al-Qur'an, yaitu ilmu yang membahas tentang makna kata-kata (lafal)
Pertanyaan Bolehkah pengumpulan Al Quran oleh Sahabat dianggapkan Bidah? Mansor Deen Alamat Selangor, Msalaysia Email [email protected] Ustadz Kholid Syamhudi, Lc menjawab Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh Tidak boleh. Sebab sebenarnya pengumpulan Al Qur’an sudah ada di zaman Nabi Shallallahu alaihi Wassalam namun dilakukan dengan cara dihafal dalam dada para sahabat. Setelah perang Yamamah yang berakibat terbunuhnya banyak penghafal Al-Qur’an,Khalifah Abu Bakar Radhiallahu’anhu berfikir untuk mengumpulkannya dalam satu mushhaf yang mempermudah kaum muslimin untuk menjaga dan menghafalnya. Sehingga hal ini masuk dalam mashlahat mursalah. Kemudian adanya ijma’ sahabat ketika itu adalah hujjah bahwa pengumpulan mush-haf adalah haq dan sesuai syari’at, karena Nabi Shalallahu alaihi Wasallam bersabda لا تجتمع هذه الأمة على ضلا “Umat ini tidak akan bersepakat diatas kesalahan.” HR. Asy-Syafi’I dalam Ar-Risalah Dengan demikian pengumpulan mush-haf disyari’atkan dgn ijma’ shahabat yang didasarkan kepada persetujuan Nabi shalallahu alaihi was sallam dalam penulisan Al-Qur’an di masa beliau dan banyak sahabat yang ikut menyimpan tulisannya di rumah mereka dan dihafal di dada mereka. Sumber 🔍 Ilmu Khodam, Yajuj Dan Majuj, Menjawab Salam Dalam Islam, Hadits Jumatan, Doa Yang Terbaik KLIK GAMBAR UNTUK MEMBELI FLASHDISK VIDEO CARA SHOLAT, ATAU HUBUNGI +62813 26 3333 28
Pendapatpertama, sebagian ulama melarang menulis Al-Qur'an kecuali dengan Rasm Utsmani. Ini merupakan pendapat Imam Malik saat ditanya, "Apakah engkau menulis Mushaf (Al-Qur'an, red) dengan cara penulisan abjad saat ini?". Beliau menjawab, "Tidak, kecuali aku menulis dengan ejaan pertama" (maksudnya dengan ejaan Rasm Utsmani, red).
Soal soal Tentang Masalah Al-Qur'an PEMBERITAHUAN Karena Suatu Hal Yang Membuat Admin Ini Harus Membuat Blog Baru. Maka Dari Itu Mohon Maaf Dan Mohon Kerja Samanya. Bahwa Halaman Ini Akan Kami Redirect/Alihkan Ke Blog Lain. Namun, Isinya Akan Tetap Sama. Berkenaan dengan tugas ulumul Qur'an atau Study Qur'an, saya membuat tugas tentang soal-soal pertanyaan masalah Alquran. Disini saya membuat 30 Soal Tentang Alquran sesuai BAB saja. BAB nya apa aja? Yaitu BAB I PENGERTIAN AL-QURAN BAB II NUZULUL QUR’AN BAB III MAKKIYAH dan MADANIYAH BAB IV ASBABUN NUZUL BAB V TEKNIK PENGUMPULAN, PENYUSUNAN DAN PENULISAN ALQURAN BAB VI KISAH DALAM ALQURAN BAB I PENGERTIAN AL-QURAN 1. Jelaskan pengertian Al-quran dan Hadis dari segi bahasa dan istilah! Segi bahasa Al-quran bacaan atau sesuatu Hadits berbicara, perkataan atau percakapan Segi istilah Al-quran firman Allah yang tiada tandingannya, diturunkan kepada Nabi Muhammad dengan perantara malaikat jibril dituliskan pada mushaf-mushaf kemudian disampaikan kepada kita secara mutawattir, Al-quran dimulai dengan surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat an-Naas. Hadits segala sesuatu baik ucapan, perbuatan, kebiasaan-kebiasaan dan karakter Muhammad setelah diangkat menjadi Nabi. Hadis hanya sebatas Qauliyah Nabi Muhammad saja. 2. Jelaskan pengertian hadis qudsi dan hadis nabawi! Hadis qudsi perkataan dari Rasulullah, sedangkan isi dari perkataan tersebut berasal dari Allah. Hadis Nabawi apa saja yang disandarkan kepada Rasullah, baik berupa perkataan qauliyah , perbuatan fi’liyah, persetujuan taqrir , maupun sifat wasfi . 3. Sebutkan persamaan Al-quran, Hadis Nabawi dan Hadis Qudsi! Sama sama bersumber dari Allah Sama sama keluar dari ucapan Rasulullah Boleh dijadikan hujjah Sama sama sumber hukum islam. Alquran menjadi sumber hukum islam yang pertama dan hadis menjadi sumber hukum islam kedua perbedaan Al-quran, Hadis Nabawi dan Hadis Qudsi! Al-quran Makna dan lafaznya dari Allah Boleh dibaca ketika shalat Sebagai mukjizat Rasulullah Hadis Nabawi Kata dan Lafaznya berasal dari Rasulullah sendiri Tidak boleh dibaca ketika shalat Bukan mukjizat Rasululah Hadis Qudsi Makna dari Allah, namun lafal dari Rasulullah sendiri Tidak boleh dibaca ketika shalat Bukan mukjizat Rasululah 5. Sebutkan Fungsi Al-Qur’an bagi manusia! Peringatan dan pelajaran bagi manusia Sebagai hudan atau petunjuk bagi umat manusia Sebagai bayyinah atau penjelas dari petunjuk tersebut Sebagai furqan atau pembeda antara yang benar dan yang batil. Baca juga BAB II NUZULUL QUR’AN tahapan turunnya Al-quran! Al-quran turun melalui 3 tahap, yaitu Tahap pertama At-Tanazzulul Awwalu, Al-Qur’an diturunkan atau ditempatkan di Lauh Mahfudh. Tahap kedua At-Tanazzulu Ats-Tsani, setelah Al-Qur’an berada di Lauh Mahfudh, kitab Al-Qur’an itu turun ke Baitul `Izzah di langit dunia atau langit terdekat dengan bumi ini. Tahap ketiga At-Tanazzulu Ats-tsaalistu, setelah wahyu Kitab Al-Qur’an itu pertama kalinya di tempatkan di Lauh Mahfudh, lalu keduanya diturunkan ke Baitul Izzah di langit dunia, kemudian pada tahap ketiga Al-Qur’an disampaikan langsung kepada Nabi Muhammad saw dengan melalui perantaraan Malaikat Jibril. style="displayblock" data-ad-client="ca-pub-8228237265269157" data-ad-slot="6877147825" data-ad-format="auto"> 3 cara Allah menyampaikan ayat Al-quran kepada Nabi Muhammad! Pertama, al-quran turun menyerupai suara lonceng, dan ini adalah cara yang paling berat bagi Rasulullah Kedua, terkadang al-quran turun dalam bentuk seorang laki-laki yang menyampaikan Kalamullah kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Ketiga, terkadang al-quran turun dengan cara Allah berbicara langsung kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam keadaan terjaga tidak tidur. tujuan diturunkannya Al-quran! Untuk menantang orang - orang kafir yang mengingkari Qur’an Untuk menjadi pegangan / pedoman umat manusia dari masa Rasulullahh hingga akhir zaman. pengertian dari Nuzulul Quran? Nuzulul Quran adalah peristiwa penting penurunan “Al Qur’an secara keseluruhan diturunkan dari Lauhul Mahfuzh ke Baitul Izzah di langit dunia. Lalu diturunkan berangsur-angsur kepada Rasul -shallallahu alaihi wa sallam- sesuai dengan peristiwa-peristiwa dalam jangka waktu sekitar 23 tahun. Ayat yang pertama kali turun kepada Muhammad! Ayat yang pertama kali turun kepada Muhammad yaitu ketika Muhammad menjadi Nabi ialah Surat al-Alaq 1-5. Sedangkan ayat yang pertama kali turun kepada Nabi Muhammad sebagai Rasul yaitu Surat Al-Mudatsir 1-9 BAB III MAKKIYAH dan MADANIYAH ciri – ciri surat Makkiyyah! Ayat-ayatnya pendek. Diawali dengan yaa ayyuhan-naas wahai manusia. Kebanyakan mengandung masalah tauhid, iman kepada Allah swt, masalah surga dan neraka, dan masalah-masalah yang menyangkut kehidupan akhirat ukhrawi. Pada umumnya tema berceritakan tentang Nabi dan umat-umat terdahulu. jumlah surat Makkiyah dan Madaniyah? Surat yang diturunkan kepada Rasulullah di Kota Makkah berjumlah 85 surat dan di Kota Madinah berjumlah 29 surat. Tapi ada juga yang berpendapat bahwa surat Makiyyah berjumlah 86 dan surat madanyah berjumlah 28, ini diambil dari jumlah ayat al-Baqarah 2 8 6 ayat. ciri-ciri ayat Madaniyah? Ayat-ayatnya panjang. Diawali dengan yaa ayyuhal-ladziina aamanuu wahai orang-orang yang beriman. Kebanyakan tentang hukum-hukum agama syariat, orang-orang yang berhijrah Muhajirin dan kaum penolong Anshar, kaum munafik, serta ahli kitab. pengertian dari ayat/surat Makkiyah dan Madaniyah! Makkiyah adalah ayat-ayat yang turun Al-quran sebelum Rasulullah SAW hijrah ke Madinah. Sedangkan, Madaniyah adalah ayat-ayat yang turun Al - quran yang diturunkan di Madinah atau diturunkan setelah Rasulullah SAW hijrah ke Madinah pengertian dari surat - surat makkiyah dan madaniyah murni., surat makiyah yang berisi ayat madaniyah dan surat madiniyah yang berisi ayat makkiyah! Surat-surat Makkiyah murni, yaitu surat-surat Makkiyah yang seluruh ayat-ayatnya juga berstatus Makkiyah semua, tidak ada satupun yang Madaniyah. Surat-surat Madaniyah murni, yaitu surat-surat Madaniyah yang seluruh ayat-ayatnya juga berstatus Madaniyah semua, tidak ada satupun yang Makkiyah. Surat-surat Makkiyah yang berisi ayat Madaniyah, yaitu surat-surat yang sebetulnya kebanyakan ayat-ayatnya adalah Makkiyah, sehingga berstatus Makkiyah, tetapi di dalamnya ada sedikit ayatnya yang berstatus Madaniyah. Surat-surat Madaniyah yang berisi ayat Makkiyah, yaitu surat-surat yang sebetulnya kebnyakan ayat-ayatnya adalah Madaniyah, sehingga berstatus Madaniyah, tetapi di dalamnya ada sedikit ayatnya yang berstatus Makkiyah. BAB IV ASBABUN NUZUL pengertian dari Asbabun Nuzul! Sebab-sebab yang mengiringi diturunkannya ayat-ayat Al-Quran kepada Nabi Muhammad SAW karena ada suatu peristiwa yang membutuhkan penjelasan atau pertanyaan yang membutuhkan jawaban. mengetahui Asbabun Nuzul! Mengetahui hikmah tentang ayat al-quran Untuk memahami makna al-quran Dapat menentukan pesan khusus/umum alasan Allah menurunkan Al-quran untuk manusia! Sebagai al furqon/pembeda Sebagai pedoman untuk manusia Sebagai petunjuk macam-macam cara turunnya Asbabun Nuzul! Pertama ayat-ayat turun sebagai reaksi terhadap pertanyaan yang dikemukakan kepada nabi. Kedua ayat-ayat turun sebagai permulaan tanpa didahului oleh peristiwa atau pertanyaan. saja manfaat dari Asbabun Nuzul? Membantu dalam memahami ayat dan menghindarkan kesulitannya Akan mempermudah orang menghafal ayat-ayat al-qur’an serta memperkuat keberadaan wahyu dalam ingatan orang yang mendengarnya jika mengetahui sebab turunnya Membawa kepada pengetahuan tentang rahasia dan tujuan Allah secara khusus mensyari’atkan agama-Nya melalui al-qur’an BAB V TEKNIK PENGUMPULAN, PENYUSUNAN DAN PENULISAN ALQURAN Nabi tidak memerintahkan untuk menulis Al-quran? Karena tidak semua umat Nabi Muhammad bisa menulis. saja sahabat Nabi yang diperintahkan untuk menulis Al-quran oleh Nabi? Zubair, Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar dan Zayid bin Tsabit. apakah yang digunakan para penulis Al-quran untuk menulis Al-quran? Kulit, daun, kaghid, tulang yang pipih, pelepah kurma, dan batu-batu tipis. Kaghid ialah istilah Kertas bagi orang persia. sedikit tentang alasan Khalifah Abu Bakar mengumpulkan ayat-ayat Al-quran! Alasannya karena pada saat itu terjadi perang Yamamah yang mengakibatkan banyak sekali para qurra’/ para huffazh penghafal al-Qur`an terbunuh. Akibat peristiwa tersebut, Umar bin Khaththab merasa khawatir akan hilangnya sebagian besar ayat-ayat al-Qur`an akibat wafatnya para huffazh. saja manfaat dari adanya pengumpulan Al-quran? Al-Qur’an menjadi satu-satunya kitab suci yang sama sekali redaksinya tidak pernah mengalami perubahan. Terpeliharanya keotentikan Al-Qur’an menjadikannya sebagai sumber pertama ajaran Islam. Al-Qur’an menjadi al-furqan yang berarti pembeda Baca juga Latihan Soal al-qur'an BAB VI KISAH DALAM ALQURAN tidak semua Nabi diceritakan di dalam Alquran? Karena nabi tidak membawa syari’at baru. Allah hanya memasukan cerita yang bermanfaat saja untuk umat manusia. 27. Apa pengertian qashashul quran? Qashashul quran adalah kabar-kabar dalam Al Quran tentang keadaan-keadaan umat yang telah lalu dan kenabian masa dahulu, serta peristiwa-peristiwa yang telah terjadi. tujuan dari kisah dalam al-quran! Untuk menunjukkan bukti kerasulan Muhammad saw. Untuk menjadikan uswatun hasanah suritauladan bagi kita semua, yaitu dengan mencontoh akhlak terpuji dari para Nabi dan orang-orang salih yang disebutkan dalam Alquran. Untuk mengokohkan hati Nabi Muhammad saw dan umatnya dalam beragama Islam dan menguatkan kepercayaan orang-orang mukmin tentang datangnya pertolongan Allah dan hancurnya kebatilan. saja faedah-faedah yang dapat kita ambil dari kisah dalam Al-quran? Membenarkan para Nabi terdahulu, menghidupkan kenangan terhadap mereka serta mengabadikan jejak dan peninggalannya. Menampakkan kebenaran Muhammad dalam dakwahnya dengan apa yang diberitakannya tentang hal ihwal orang-orang terdahulu di sepanjang kurun dan generasi. macam-macam kisah dalam Al-quran! Kisah-kisah para Nabi dan Rasul terdahulu Kisah ummat, tokoh, atau pribadi bukan Nabi dan peristiwa-peristiwa masa lalu. Contoh tentang Qarun, Kisah tentang Ashabul Kahfi dan sebagainya Kisah-kisah yang terjadi pada zaman Nabi Muhammad SAW. Baca Juga Seperti Apa Sih Sistem Pendidikan diIndonesia itu? Simak! Baca juga artikel lanjutan 30 Soal dan Jawaban Tentang Al-qur'an Semoga artikelnya membantu, jika berkenan silahkan Share atau like. Terima kasih sudah berkunjungPertanyaan-pertanyaan seputar kodifikasi Al- Qur‟an seperti ini seringkali muncul, karena dalam perjalanannya Al-Qur‟an -dalam kapasitasnya sebagai sebuah kitab (lembaran kertas) terjilid yang IIuVet.